Mimpi Partai Hati Nurani Amanat Nasional Golongan Karya Perjuangan Keadilan Sejahtera Kebangkitan Bangsa Persatuan Pembangunan Demokrat Indonesia Raya

Sistem multikampret alias multipartai yang diterapkan Republik ini membuat saya bermimpi, bahwa suatu saat ada seorang baik yang berinisiatif menyelenggarakan Kongress Partai Politik Indonesia, dimana disana dikumpulkan para ketua parpol mulai dari Demokrat, Golkar, PKS, PAN, sampai partai-partai cecunguk lainnya dengan segenap barisan kader-fungsionarisnya. Bayangkan saja semua duduk melingkar.

Ketum Demokrat membuka pembicaraan, “Saudara sekalian, kita duduk bersama disini karena kita telah sama-sama menyadari betapa selama ini kita tak pernah melakukan apa-apa demi perbaikan hidup rakyat. Kita sadar betapa tak tahu dirinya kita tatkala kita mengiklankan diri persis di tengah samudera penderitaan rakyat yang tidak main-main ini, serta berjoget-joget dalam kondisi mabuk politik dan kebudayaan di tempat-tempat yang seharusnya menjadi Indonesia’s most serious areas, yakni di gedung-gedung pemerintahan, gedung wakil rakyat, dan segala gedung wadag pemerintahan. Mulai detik ini juga, kita sebagai para penegak demokrasi harus sudah merasa tahu diri dan mulai serius menjalankan apa saja yang kita pilih sendiri”

Kemudian ketum Golkar melanjutkan, “Betul-betul-betul. Apa yang dikatakan saudara Demokrat amatlah benar. Kita harus mulai menyadari kenyataan yang selama ini samar lantaran tertutupi oleh kebodohan dan kecongkakan kita, yakni daya hidup rakyat Indonesia, yang selama ini sukses mempertahankan diri dari kemusnahan massal akibat lahar-lahar penderitaan dan penindasan, baik yang dulu disebabkan oleh rajanya sendiri, oleh Kompeni dan Nippon, oleh Orba-Orla, dan kini oleh kita semua para elite politik. Daya hidup rakyat sudah waktunya untuk di-karya-kan.”

Ketum PAN menyahut, “Saudaraku, semua itu sudah menjadi amanat para founding fathers kita dulu untuk menyelenggarakan kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia di segala lini kehidupan. Itu semua adalah amanat nasional.” Ketum Hanura menimpali, “Ya, dan semua itu harus kita selenggarakan dibawah kendali penuh hati nurani kita semua. Yang masih murni sebelum kita diperbudak oleh politik uang dan kekuasaan. Saya rasa, pembangunan Indonesia harus dimulai dari pembangunan hati nurani kita sendiri-sendiri terlebih dahulu. Ingatlah, suara rakyat juga suara Tuhan. Hati rakyat, hati Tuhan pula. Jika selama ini kita cuek bebek dan tanpa merasa bersalah sedikitpun menyelenggarakan kebusukan di depan hidung rakyat, maka tak seorangpun bisa kita persalahkan jika ternyata Tuhan menggabungkan diri dengan rakyat dan meninggalkan kita semua para kaki-tangan setan iblis”

PKS tak mau ketinggalan, “Maka dari itu, semua ini kita maknai sebagai jalan kebenaran. Kita ditugasi untuk menyeru pada kebenaran, bukan menghamba pada dunia. Dakwah itu menyeru. Kita seru diri kita sendiri-sendiri untuk merenung; pantaskah kita ini asyik bermanuver ria dalam tangisan lapar rakyat. Masih adakah kepantasan bagi kita berlutut di depan kotak suara dan memperlakukannya bak Latta dan Uzza. Setelah itu, insya Allah, kita kan menyeru segenap bangsa pada….” Belum selesai, ketum PDI-P menyahut, “Perjuangan! Ya perjuangan. Kita sudah dengan sadar diri menerima kenyataan penciptaan Tuhan yang berwarna-warni, yang plural secara sosiologis-historis, yang demokratis! Maka kitapun memilih demokrasi! Dan apa yang kita pilih itulah yang harus kita perjuangkan!” ketum PPP menyambut, “Kesimpulan kita jelas, kita semua haruslah bersatu demi pembangunan. Demi rakyat. Demi ridha Allah nanti bagi diri kita yang kotor ini. Allahu Akbar!” Ditutup ketum Gerindra, “Inilah Gerakan Indonesia Raya menuju Indonesia Jaya Adil Makmur Sentausa!!!”

Kalau saya hadir di forum itu, saya akan usul, “Bapak-Ibu yang saya cintai setengah mati, jika sudah demikian, apa tidak sebaiknya kita bikin satu partai tunggal saja: Partai Hati Nurani Amanat Nasional Golongan Karya Perjuangan Keadilan Sejahtera Kebangkitan Bangsa Persatuan Pembangunan Demokrat Indonesia Raya. Atau mungkin, bagaimana kalau kita bubarkan saja semua partai dan kita tidak usah berparpol-parpolria? Kita berjuang bersama-sama, tanpa memusingkan ideologi dan warna bendera partai. Bagaimana, bos, juragan?” Semua yang hadir tersenyum manis dalam kemesraan persaudaraan sebagai sesama anak bangsa, lalu semuanya sepakat dengan saya. Maklum, namanya aja mimpi….

9 thoughts on “Mimpi Partai Hati Nurani Amanat Nasional Golongan Karya Perjuangan Keadilan Sejahtera Kebangkitan Bangsa Persatuan Pembangunan Demokrat Indonesia Raya”

  1. pertamax….

    ternyata menghibur anak kecil yg lg nangis lebih mudah daripada menghibur orang dewasa yang lagi sedih hahhahaha

  2. Bingung juga mikirin/apalagi ngurusin negeri kita ini,partainya wah segudang…nyedot dana sih ya ? Aku jadi mimpi juga …mimpin Partai Pancasila…dan negaeri konon jadi maju ….kayak adi kuasa gitu…Masyarakat gemah ripah loh jinawi…beli nasi di Restoran Berbintang kala itu cuma diminta R.2000…..makmur nggak ya …..

  3. wah2 mantab gan. . .
    kayaknya taon depan udah ada penyusutan partai gan. . .
    partai-partai kecil bakal kalah dengan partai-partai besar. . .
    biasalah dunia politik. . .

    Dunia polotik penuh dengan intrik
    Cubit sana cubit sini itu sudah lumrah
    Seperti orang pacaran kalo ga nyubit ga asik
    Dunia politik penuh dengan intrik
    Kilik sana kilik sini itu sudah wajar
    Seperti orang adu jangkrik kalo ga ngilik ga asik
    Rakyat nonton jadi suporter ngsih semangat jagoannya
    Walau tahu jagoannya ngibul, walau tahu dapur ga ngebul
    Dunia politik dunia bintang
    Dunia hura-hura para binatang berjoget dengan asik

    kata bang iwan fals

Sekata Dua Kata...